Indonesia Sehat

Grab this Headline Animator

16 Januari 2010

Klavus si mata ikan

Bicara tentang mata ikan, saya yakin banyak dari kita pernah mengalaminya (saya juga pernah hohoho....). Berawal dari hobi bermain bola 'tarkam' (alias antar kampung :D) yang biasanya tanpa menggunakan alas kaki, atau hanya menggunakan sendal jepit, alhasil telapak kaki menjadi kapalan. Kapalan itu merupakan kondisi penebalan keratin (gampangnya lapisan terluar kulit) atau yang disebut hiperkeratosis. Kondisi ini terjadi karena gesekan-gesekan kronis, dan biasanya setelah 'pensiun gantung sepatu' (meski ga pake sepatu hahahaha :P) dari pertandingan 'tarkam', kaki saya kembali mulus hehehe..

Bisa terjadi juga hiperkeratosis tersebut tumbuh dan menusuk ke dalam. Akibatnya di luar terasa penonjolan, tapi bila ditekan (atau tertekan), akan terasa sakit. Ini yang disebut sebagai klavus atau mata ikan. Bahasa latin clavus sendiri berarti paku. Jadi bagaikan paku, klavus itu menusuk ke dalam dan pasti menimbulkan rasa sakit.

Karena pada prinsipnya adalah hiperkeratosis, maka ada beberapa dokter yang kemudian meresepkan keratolitik. Tugasnya adalah melepas atau membuang (me'lisis'kan) lapisan-lapisan keratin). Namun, pengobatan dengan cara ini sangat lama dan kadang dirasa gagal karena keratin tersebut sebetulnya tumbuh ke dalam (jadi obatnya susah mencapai ke dalam). Maka dari itu eksisi alias pembedahan minor merupakan terapi terpilih untuk si 'mata ikan' ini.

Klavus ini bisa dihindari dengan cara menghindari gesekan-gesekan kronik pada kulit. Atau bila anda seorang pemain sepak bola, atau SPG yang harus berdiri di atas sepatu hak tinggi berjam-jam setiap hari, atau entah pekerjaan apa yang menyebabkan kaki tergesek-gesek (apaa siihh???), maka:
1. Usahakan menggunakan kaos kaki yang cukup tebal namun nyaman dipakai. Ini gunanya untuk mengurangi gesekan langsung antara sepatu dan kulit. Lihat aja kaos kakinya pemain bola, tebal kan??
2. Gunakan sepatu atau sendal atau alas kaki yang nyaman. Jangan pake nomor yang kekecilan, terutama yang suka minjem sepatu hehehhee :P.
3. Jaga kebersihan kaki, basuh dan cuci serta usap kaki saat mandi.

Well,, selamat menggunakan kaki anda.. hehehe :D
(gambar diambil dari http://www.foot-care.org/foot-corns-calluses.php)

15 Januari 2010

Mengenal Osteoporosis

Masyarakat Indonesia sepertinya telah banyak mendengar tentang kata 'Osteoporosis'. Sudah banyak juga iklan dan kampanye, plus berbagai seminar dan ceramah, tentang penyakit ini. Tulisan ini saya buat intinya untuk membantu meluruskan beberapa hal tentang penyakit ini. Ada suatu pemahaman di masyarakat bahwa penyakit ini ditandai dengan tulang yang berbunyi (kayak di iklan tuh... menari terus 'kreek' :p) dan akibatnya penderita tidak mampu bergerak lagi. Pemahaman lainnya adalah bahwa penyakit ini semata-mata disebabkan karena konsumsi kalsium yang kurang,, dan akibatnya orang jadi berlomba-lomba untuk mengkonsumsi susu tinggi kalsium.

Osteoporosis pada prinsipnya merupakan penyakit penurunan massa tulang. Akibatnya tulang menajdi rapuh dan mudah patah. Penyakit ini merupakan penyakit degeneratif, maksudnya, umunya terjadi akibat penambahan usia. Memang ada lagi faktor resiko lain yang menyebabkan osteoporosis, antara lain: jenis kelamin perempuan, merokok, minuman ber-alkohol, asupan kalsium yang rendah, riwayat trauma atau jatuh berulang, aktivitas fisik yang rendah, serta konsumsi obat-obatan tertentu (antara lain golongan glukokortikoid).

Untuk memahami penyakit ini, kita harus memahami sedikit tentang remodelling tulang. Proses remodeling ini sangat penting bagi tulang. Prinsip remodeling selalu berhubungan dengan resorbsi dan formasi alias pembentukan. Tiap tulang pasti mengalami resorbsi yang dilanjutkan dengan pembentukan kembali, sehingga terus-menerus mempertahankan bentuk dan kekuatan tulangnya alias massa tulang.

Massa tulang terus-menerus di'pupuk' saat masa pubertas sampai mencapai puncak pada awal usia dewasa. Masa-masa inilah yang merupakan masa yang menentukan. Karena setelah masa 'kritis' ini, puncak massa tulang tidak akan bertambah dan selanjutnya cenderung menurun sesuai usia. Jadi puncak massa tulang yang tinggi, tentunya akan lebih baik daripada puncak massa tulang yang rendah. Saat-saat ini pulalah, asupan nutrisi sangat berperan, dalam kaitannya dengan osteoporosis, kalsium dan vitamin D merupakan dua nutrisi yang utama (meskipun kadar kalori, protein, mineral lain misalnya magnesium, juga berperan lhoo ^^).

Aktivitas fisik yang cukup juga sangat membantu. Tulang yang banyak mengalami kerusakan mikro akibat pergerakan (mikro lhoo, bukan trauma hebat yang sampe patah!!) cenderung menjadi lebih kuat karena adanya proses remodeling saat pubertas.

Lalu bagaimana gejala osteoporosis?? Secara kasat mata tidak ada. Lalu tentang masalah orang menari dan bunyi 'kreeek', biasanya yang berbunyi itu adalah sendi dan bukan tulang. Kecuali tulang itu patah dan menimbulkan sendi yang bukan pada tempatnya. Itulah mengapa tidak banyak orang yang tediagnosis osteoporosis, dan sebagian besar terdiagnosis akibat adanya patah tulang. Ya, patah tulang sering terjadi pada penderita osteoporosis. Dan patah tulang ini tidak memerlukan tenaga besar, jadi trauma kecil saja bisa menyebabkan patah tulang akibat massa tulang yang berkurang.

So gimana caranya mendiagnosis osteoporosis?? Kategori diagnosis WHO menyebutkan bahwa osteoporosis adalah kondisi dimana densitas massa tulang seseorang berada pada 2,5 SD dibawah rata-rata. Jadi, cara diagnosisnya harus dengan pengukuran massa tulang. Pemeriksaan BMD (Bone Mass Density) bisa dilakukan menggunakan pemeriksaan X-ray ataupun CT-scan. Pemeriksaan lain yang biasa dilakukan antara lain kadar kalsium, dan bahkan (dulu) biopsi tulang.

Jadi apa yang harus kita lakukan??
1. Asupan kalsium. Direkomendasikan pada saat pubertas dan dewasa muda (dimana puncak massa tulang berada), asupannya mencapai 1300 mg/hari. Sedangkan setelahnya kira-kira 1000-1200 mg/hari.
2. Aktivitas fisik tetap harus dilakukan. Bagi anda para muda-mudi,, olahraga lah!! Tapi bagi mereka yang telah berusia 50 tahun ke atas,, olahraga ringan perlu dilakukan tapi hindari trauma fisik. Ingat, usia 50 tahun ke atas tulang cenderung lebih rapuh!!
3. Jangan merokok!! (yang ini ga usah dijelasin juga udah pada tau hehehehe :P)
4. Hati-hati pada penggunaan obat-obatan glukokortikoid dalam jangka panjang.

Well, seperti kata iklan yang banyak beredar,, mari kita lawan OSTEOPOROSIS!!! ^^
page counter
Free Web Counter



Powered by  MyPagerank.Net
KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia Blog Flux Directory Yuk.Ngeblog.web.id blogarama - the blog directory Health Blogs - BlogCatalog Blog Directory
Blog Search Engine Add to Technorati Favorites