Beberapa hari yang lalu, saat saya berjalan-jalan di daerah Ciledug, terdapat sebuah rumah sakit yang menulis iklan seperti ini di pagar depan rumah sakitnya. "Paket Liburan, Operasi Amandel dan Khitan". Wow, dalam hati saya, sebuah tawaran yang menarik, tapi cukup aneh. Secara sekilas, paket tersebut memiliki segmen pasar anak-anak yang memang saat itu menjalani liburan akhir tahun. Tapi, paket liburan tersebut, menurut hemat saya, harus dikritisi dari sudut pandang ilmu kedokteran.
Operasi amandel atau dalam bahasa kedokteran disebut tonsilektomi, bukanlah operasi yang dilakukan pada semua orang. Terdapat indikasi dan kontraindikasi untuk melakukan operasi tersebut.
Sedikit mungkin tentang amandel atau dalam dunia kedokteran disebut tonsila palatina, merupakan salah satu dari cincin tonsil yang berada di sekitar mulut dan faring. Tonsil lainnya antara lain tonsila faringea, tonsila lingualis, dan lain-lain. Tonsil-tonsil tidak lain adalah tempat pertahanan tubuh kita terhadap kuman-kuman yang masuk melalui hidung dan mulut. Mengingat banyaknya kuman, dan seringnya infeksi yang terjadi, maka peradangan amandel cukup sering ditemukan. Dengan peradangan, amandel akan terlihat memerah dan membengkak.
Nah, kondisi ini memang cukup mengganggu, apalagi penderita tonsilitis (peradangan tonsil) berulang yang sangat mengganggu. Akan tetapi, sesuai teori medis, terdapat indikasi absolut (artinya harus menjalani operasi) untuk tonsilektomi, yakni: (sumber diambil dari Buku Ajar Penyakit THT Boeis)
1. Timbulnya kor pulmonale (gangguan jantung dan paru) akibat obstruksi jalan nafas
2. Sleep apnea waktu tidur
3. Hipertrofi (pembesaran) berlebihan sehingga menyebabkan gangguan makan dan penurunan berat badan
4. Curiga keganasan
5. Adanya abses peritonsil atau abses yang berulang dan meluas di jaringan sekitarnya.
Selain itu, indikasi yang lain merupakan indikasi relatif, yang artinya tidak wajib dikerjakan. Indikasi relatif ini banyak sekali, dan memang tergantung dari keputusan bersama dokter dan pasien. Selain itu, terdapat pula kontraindikasi yang harus diperhatikan sebelum menjalani tonsilektomi ini. Jadi, tidak semua orang dapat menjalani "paket liburan" ini, apalagi mengingat adanya komplikasi-komplikasi yang tidak sedikit pasca melakukan operasi amandel ini.
Sebuah kalimat dari buku BOEIS ini mungkin dapat membuat anda berpikir ulang untuk mengikuti paket liburan ini: "Keputusan akhir untuk melakukan tonsilektomi tergantung pada kebijaksanaan dokter yang merawat pasien. Mereka sebaiknya menyadari kenyataan bahwa tindakan ini merupakan prosedur pembedahan mayor yang bahkan (sampai, red) hari ini masih belum terbebas dari komplikasi-komplikasi yang serius".
Jadi, sebelum anda mengambil paket tersebut, mungkin konsultasikan secara mendalam dengan dokter anda. Atau bisa juga mengambil paket setengah saja mungkin (alias khitan saja). Untuk khitan, okelah, saya setuju, karena memang khitan mampu menjaga kebersihan daerah genitalia pria, sekaligus juga menaati aturan agama.
Atau mungkin, saran saya, cobalah paket liburan di tempat lain, misalnya di tempat wisata atau rekreasi, yang tentunya memberikan rasa gembira dan bukannya trauma operasi bagi anak anda. Selamat Berlibur...
02 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar