Tanggal 27 Januari 2009, warga Sumatera Selatan boleh bergembira, pasalnya, kini di kabupaten/kota Sumatera Selatan telah diberlakukan Jamsoskes (Jaminan Sosial Kesehatan) yang seluruh dananya diambil dari APBD Sumatera Selatan. Dengan proyek ini, kini setiap warga kabupaten/kota Sumatera Selatan dapat menikmati program berobat gratis di seluruh puskesmas dan rumah sakit di Palembang, bahkan bisa sampai di rujuk di Jakarta.
Bukan sebuah program yang sederhana. Dan tentunya membutuhkan partisipasi semua pihak. Salut memang kepada Alex Noerdin (Gubernur Sumsel) yang mampu mewujudkan janjinya memberikan pengobatan gratis bagi seluruh rakyat Sumsel. Kini setelah dimulai, permasalahan selanjutnya adalah mempertahankan proyek ini sekaligus memantau jalannya proyek agar pengobatan gratis sungguh-sungguh dapat dinikmati oleh rakyat.
Berbagai masalah pun muncul. Setelah diberlakukan, pasti pertama-tama akan terjadi lonjakan pasien di seluruh puskesmas dan rumah sakit. Siapkah puskesmas dan rumah sakit menampung dan melayani lonjakan tersebut?? Hal ini patut kita tunggu, bagaimana pemprov Sumsel mengatasi masalah keterbatasan sumber daya ini. Sebagai gambaran, ketika pertama proyek Askin (dahulu) diberlakukan, puskesmas di daerah kebanjiran pasien, padahal jumlah dokter terbatas.
Selanjutnya pemantauan merupakan masalah yang paling sulit. Ketakutan penurunan kualitas pelayanan memang pasti muncul. Dari kompas.com "Juhar (38), warga Sukomoro, mengatakan, kesehatan gratis jangan hanya sekadar janji. Menurut Juhar, pelayanan untuk pasien asuransi kesehatan berbeda dengan pelayanan untuk pasien yang membayar penuh. ”Kalau berobat gratis, kadang kita disepelekan,” kata Juhar." Kata-kata "kadang kita disepelekan" seharusnya tidak lagi muncul. Meski berobat gratis, mereka juga layak mendapatkan kualitas pelayanan yang optimal.
Anggran untuk program ini berjumlah Rp. 240 miliar. Dengan hitung-hitungan asumsi jumlah penduduk sekitar 8,5 juta, maka setiap warga mendapat "jatah" berobat yang tidak banyak. Cukupkah??? Apakah pemerintah siap memberikan dana tambahan bila jumlah uang tersebut kurang?? Jangan sampai seperti proyek yang sudah-sudah dan terjadi keterlambatan pengiriman dana ke rumah sakit, sehingga terjadi gangguan dalam pelayanan, karena rumah sakit merasa tidak dibayar.
Terlepas dari itu semua, ucapan selamat dan salut patut diberikan kepada pemerintah Sumsel. Setidaknya proyek ini berani dimulai. Seperti kata menkes, diharapkan wilayah lain pun mencoba menerapkan proyek yang sama, sehingga pengobatan gratis dapat dinikmati oleh semua penduduk Indonesia. Tidak salah memang MURI memberikan penghargaan bagi proyek ini. Ini memang proyek yang harus kita dukung, sekaligus kita awasi. Sekali lagi, selamat menikmati proyek berobat gratis bagi seluruh warga Sumsel.
(Gambar diambil dari http://www.kompas.com/data/photo/2009/01/27/211127p.jpg)
28 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
salam
saya mau berkomentar
satelah saya baca buku "orang miskin dilaran sakit"
mata saya jadi terbuka
pokonya
saya senang dokter yang berdikasi pada ketulusan kerja dan rasa peduli tinggi
aku cinta dokter yang baik hati
seorang dokter yang cantik dan masih gadis lebih ku cintai
hee..hee
lagi mau cari jodoh nih
salam kenal
www.ayoberbagiilmu.blogspot.com
tapi saya pikir orang miskin bukan dilarang sakit, tapi orang miskin dilarang berobat... wkwkwkw... piss^^
Admin, tumpang iklan ya..
Anda mahu berobat dari Indonesia ke Penang? Bisa layari http://www.kpjpenang.com
Ini adalah Rumah Sakit yang diakreditas oleh JCI dari Amerika.
Rumah sakit ini menawarkan perkhidmatan jemput dan ngantar dari Bandara ke Rumah Sakit dan jalan-jalan di sekitar Penang secara cuma-cuma aja.
Bisa juga BBM sama Pak Amar 532417A8 atau WhatsApp +6018-4719690.
Penginapan termurah bermula dari MYR 30.00 http://kimsarguesthouse.blogspot.sg/
Posting Komentar